Perbedaan Solopreneur dengan Remote Worker

Perbedaan Solopreneur dengan Remote Worker

Dunia digital yang semakin berkembang ini sangat mengubah pola hidup termasuk cara orang dalam bekerja. Jika sebelumnya bekerja harus berangkat ke kantor, sekarang ini orang bisa bekerja dari mana saja.

Berkat kemudahan akses internet yang semakin meluas, sekarang orang bisa kerja sebagai digital nomad, bisa di rumah, nongkrong di coworking space, atau bahkan sambil ngopi di cafe favorit. Dari aktivitas-aktivitas ini, munculah nama profesi baru yang kedengarannya keren, tetapi ternyata banyak yang belum tahu juga.

Misalnya saja seperti Solopreneur dan Remote Worker yang akan saya coba jelaskan di artikel ini.

Banyak yang mengira kalau solopreneur dan remote worker itu sama, karena kerjanya bisa secara online di mana saja. Tetapi sebenarnya sangat beda sekali sistem kerjanya.

Sekadar informasi saja, data yang didapatkan dari Upwork, sekitar 36% tenaga kerja di Amerika sudah bekerja secara remote pada tahun 2023. Angka ini juga naik di Indonesia. Apalagi lebih dari 213 juta orang Indonesia sudah menggunakan internet aktif. Artinya peluang kerja mandiri seperti remote worker atau solopreneur makin terbuka lebar.

Lalu apa sih Solopreneur dan Remote Worker itu?

Apa Itu Solopreneur?

Solopreneur adalah orang yang membangun bisnis sendiri tanpa tim tetap. Saya bisa bilang solopreneur itu seperti pemilik bisnis online kecil yang mengelola hampir semua hal sendirian. Kamu yang jadi solopreneur biasanya bertanggung jawab penuh mulai dari perencanaan, eksekusi, penentuan harga, sampai pemasaran produk atau jasanya.

Contoh paling gampang adalah kamu punya toko online di marketplace. Kamu yang urus stok, desain, promosi, sampai melayani pelanggan. Atau mungkin kamu seorang desainer grafis yang membuka jasa freelance dengan brand pribadi. Semua diatur sendiri tanpa karyawan tetap. Kalau pun butuh bantuan orang lain, akan hire freelancer secara online.

Ciri-ciri solopreneur itu beberapa di antaranya adalah kamu bebas mengatur bisnis sesuai visi sendiri, kamu tidak terlalu bergantung pada atasan karena memang tidak ada atasan, dan kamu biasanya fokus membangun brand pribadi. Jadi intinya, solopreneur lebih ke arah pebisnis mandiri yang mengendalikan usaha dari nol.

Apa Itu Remote Worker?

Berbeda dengan solopreneur, remote worker adalah orang yang bekerja untuk perusahaan atau klien tetapi tidak perlu datang ke kantor. Biasanya sistem kerja berdasarkan per project atau ada juga yang pakai kontrak waktu atau perjanjian kerja, hanya saja sistem kerjanya fleksibel. Kamu bisa kerja di rumah atau di mana pun asal ada internet.

Untuk sistem gajinya ada yang per project, per jam, per durasi waktu kontrak.

Contohnya, seorang programmer yang bekerja untuk startup di Jakarta, tapi dia tinggal di Wonogiri. Atau seorang customer support yang melayani klien internasional dari kamar kosnya. Remote worker ini punya atasan, punya target, dan punya jadwal kerja tertentu, walaupun tidak harus duduk di kantor.

Kerja Remot ini sekarang mulai banyak diminati khususnya untuk anak-anak muda. Karena fleksibilitasnya yang bisa bekerja dari mana saja, bisa dekat dengan keluarga, dan lebih menghemat banyak hal.

Perbedaan Utama Solopreneur dengan Remote Worker

Supaya lebih jelas, saya coba jelaskan beberapa perbedaan utamanya.

1. Dari sisi kepemilikan kerja

Solopreneur memiliki usaha sendiri. Kamu bebas memutuskan arah bisnis. Remote worker bekerja untuk orang lain. Kamu mengerjakan tugas sesuai arahan perusahaan atau klien.

2. Dari sisi pendapatan

Solopreneur biasanya punya potensi penghasilan tidak terbatas karena semua keuntungan bisnis masuk ke Kamu. Remote worker mendapat gaji tetap atau upah per jam tergantung kontrak.

3. Dari sisi tanggung jawab

Sebagai solopreneur, Kamu menanggung semua risiko dan juga semua keuntungan. Remote worker hanya fokus pada tanggung jawab yang ditugaskan perusahaan.

4. Dari sisi fleksibilitas

Solopreneur bisa lebih fleksibel mengatur jam kerja, tapi juga harus siap kerja ekstra karena semua diurus sendiri. Remote worker fleksibel dari sisi lokasi, tapi tetap terikat jam kerja atau target tertentu.

5. Dari sisi tujuan jangka panjang

Solopreneur biasanya punya visi membangun brand atau usaha jangka panjang. Remote worker lebih fokus pada karier dan pengalaman kerja sambil menikmati fleksibilitas lokasi.

Kelebihan dan Kekurangan Solopreneur

Kalau kamu memilih jalur solopreneur, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

Kelebihannya, Kamu bebas mengatur arah bisnis sesuai passion. Kamu juga bisa membangun identitas brand pribadi yang kuat. Penghasilan bisa sangat besar jika bisnis online kamu berkembang.

Tapi kekurangannya, kamu akan sering merasa sendirian. Semua keputusan ada di tangan kamu, jadi kalau salah strategi, dampaknya juga langsung ke kamu. Selain itu, beban kerja bisa sangat tinggi karena semua diurus sendiri.

Kelebihan dan Kekurangan Remote Worker

Remote worker punya kelebihan seperti fleksibilitas lokasi kerja. Kamu tidak harus terjebak macet setiap hari. Kamu bisa lebih hemat biaya transportasi dan punya waktu lebih untuk keluarga.

Tapi kekurangannya, kadang sulit memisahkan antara kerja dan kehidupan pribadi. Kamu juga bisa merasa kurang terhubung dengan rekan kerja karena jarang bertemu. Selain itu, meskipun fleksibel, Kamu tetap harus memenuhi target yang kadang ketat.

Mana yang Cocok untuk Kamu

Sekarang pertanyaannya, apakah kamu lebih cocok jadi solopreneur atau remote worker? Jawabannya tergantung tujuan hidup dan minat kerja kamu.

Kalau kamu punya jiwa bisnis dan suka mengendalikan semua hal, solopreneur bisa jadi jalan yang tepat. Apalagi kalau kamu ingin punya brand sendiri dan tidak terlalu suka diatur orang lain.

Tapi kalau kamu ingin stabilitas, tetap punya gaji rutin, tapi tidak suka rutinitas kantor, remote worker adalah pilihan aman. Kamu tetap bisa kerja remot dari rumah, cafe, atau bahkan saat jalan-jalan.

Tips Memulai

Saya ingin berbagi beberapa tips singkat buat Kamu yang masih bingung. Kebetulan saya pernah jadi Remote Worker dan sekarang ini masih menjadi Solopreneur.

Untuk Kamu yang ingin jadi solopreneur, mulailah dengan mencari niche bisnis online yang jelas. Gunakan platform marketplace, sosial media, atau membuat website sendiri untuk membangun brand pribadi. Jangan takut memulai dari kecil.

Buat bisnis yang unik dan beda dari yang lain. Ini hanya untuk memudahkan kamu mendapatkan market yang jelas dan lebih mudah bersaing dengan kompetitor.

Kalau kamu ingin jadi remote worker, siapkan portofolio yang menarik. Gunakan platform seperti LinkedIn, Upwork, atau Fiverr dan lainnya untuk mencari pekerjaan. Pastikan juga Kamu punya perangkat kerja yang memadai, mulai dari laptop, koneksi internet stabil, sampai aplikasi komunikasi online.

Mau jadi solopreneur maupun remote worker yang perlu jadi perhatian utama adalah masalah prioritas waktu. Kamu harus pandai-pandai membagi waktu, karena kamu bekerja sendiri. Terkadang, saking enaknya kerja sendiri malah terlalu santai, karena beranggapan bisa kerja kapan saja.

Apalagi jika kamu kerja di rumah sudah punya keluarga (anak istri), maka harus ekstra pintar membagi waktu.

Biar kamu makin yakin, saya kasih gambaran angka. Menurut Global Entrepreneurship Monitor di tahun 2022, lebih dari 55% orang dewasa di Asia Tenggara mempertimbangkan memulai bisnis sendiri. Sementara itu, laporan FlexJobs menunjukkan ada lebih dari 30% perusahaan global yang sekarang membuka peluang kerja remot secara penuh.

Jadi kamu bisa lihat, baik solopreneur maupun remote worker sama-sama punya masa depan cerah. Tinggal kamu tentukan jalur mana yang lebih sesuai dengan gaya hidup dan tujuan hidup Kamu.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *