Cara Mengatasi Usaha Kuliner yang Redup Akibat Pandemi

Usaha Kuliner di Masa Pandemi

Sudah setahun lebih bahkan hampir dua tahun pandemi ini ada dan semakin meningkat korbannya. Tidak hanya dari sisi medis saja yang terkena dampaknya, tetapi para UKM-UKM dan pedagang kecil juga terkena dampak dari pandemi ini. Terutama saudara-saudara kita yang berjualan di sektor kuliner, penghasilan mereka semakin meredup karena adanya PSBB/PPKM atau apalah itu namanya.

Pembatasan yang rasanya masih kurang efektif dan masyarakat semakin reaktif. Bagaimana tidak, usaha kuliner yang baru saja buka terpaksa harus tutup karena sudah diminta tutup. Padahal pembeli saja belum ada. Wajar kalau seperti ini membuat masyarakat dan UMKM semakin menjerit. Karena mereka juga butuh makan dan menghidupi keluarganya.

Usaha Kuliner di Masa Pandemi
image via (Twitter/jogmfs)

Lantas bagaimana cara mengatasi usaha kuliner yang redup akibat pandemi ini? Tanpa bermaksud menggurui, berikut ini beberapa tips yang bisa teman-teman lakukan untuk membuat usaha kuliner agar tetap bisa berjalan.

1. Mengubah Jam Buka

Misal di daerah Anda sedang diberlakukan penyekatan / PPKM / sejenisnya, dan usaha kuliner Anda biasanya buka mulai sore hari, maka yang harus Anda lakukan adalah mengubah jam buka. Tujuannya agar Anda memiliki lebih banyak waktu untuk berjualan.

Ya meskipun berjualan agak awal target pasar Anda masih sepi, tetapi itu harus dicoba. Siapa tahu di masa seperti ini para pembeli Anda juga ingin membeli lebih awal.

Karena kalau tidak mengubah jam buka, Anda terpaksa harus tutup lebih awal dan itu akan berpengaruh ke penghasilan yang Anda dapatkan.

2. Mendaftarkan ke Layanan Pesan Antar Online

Kalau saat ini usaha kuliner Anda belum ikut di layanan pesan antar online, mungkin bisa mulai dicoba. Karena kalau mengandalkan penjualan offline saja rasanya masih akan semakin sulit, apalagi jika ada penyekatan yang mana tidak boleh ada pembeli yang makan/minum di tempat.

Dengan mendaftarkan usaha kuliner Anda ke layanan pesan antar online, juga memudahkan pembeli jika ingin membeli produk Anda. Mereka tidak perlu lagi keluar rumah cukup membelinya dari aplikasi layanan di ponselnya.

3. Tetap Buka, Tapi Hanya Take Away

Daripada tutup, mending tetap buka. Tapi hanya bisa melayani take away saja, tidak bisa makan minum di tempat. Solusi ini banyak dipakai pedagang UMKM yang biasanya punya langganan banyak dan terpaksa harus berhadap dengan aturan seperti itu. Kalau tidak jualan ya tidak makan, akhirnya tetap jualan tetapi makanan/minumannya harus dibawa pulang.

4. Melakukan Cross Selling

Anda bisa mencoba strategi penjualan Cross Selling. Yaitu teknik penjualan yang menawarkan produk pelengkap lainnya atau yang masih relevan dengan jualan pertama. Misalnya saja Anda jualan warung pecel lele, buka biasanya sore hari sampai tengah malam, karena adanya PPKM maka jam 20.00 Anda harus tutup. Untuk mensiasatinya, mungkin di waktu sore Anda bisa juga berjualan gorengan yang langsung digoreng di situ. Atau berjualan makanan/minuman lainnya di luar jualan utama.

Tujuannya ya untuk meningkatkan penjualan dan penghasilan Anda per harinya.


Meskipun pandemi belum berakhir, dan semakin banyak tindakan penyekatan atau apapun itu yang dilakukan pemerintah, jangan pernah untuk menyerah. Tetap semangat untuk berusaha dan cari hal lain yang bisa membuat usaha tetap bisa berjalan. Ingat, pasti ada jalan. Tidak perlu menunggu bantuan orang lain, lakukan sendiri dengan kemampuan yang ada.

Teruntuk para pelaku UMKM yang terdampak pandemi ini, kami hanya bisa mendoakan semoga tetap bisa bertahan dan terus semangat untuk berwirausaha. Tidak perlu mengeluh, karena mengeluh hanya akan membuat kita tidak bisa maju. Justru hanya akan jadi beban buta. Dan tidak perlu menyalahkan siapapun, mari belajar untuk mandiri kalau kita bisa melakukannya sendiri.

Originally posted 2021-07-25 18:31:44.

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *