Hadapi MEA, UMKM Bantul Siap Bersaing Untuk Produk Kuliner

Emping Melinjo
image via en.wikipedia.org

BANTUL – Pasar Bebas ASEAN atau yang lebih dikenal dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) kini sudah berlaku per awal tahun kemarin. Indonesia sebagai negara berkembang dan memiliki populasi yang besar di kawasan ASEAN tentu harus bisa menjadi pemain kunci dalam persaingan di MEA ini.

Tentu ini harus dimulai dari kawasan daerah di seluruh Indonesia terutama di ranah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Misalnya saja di Bantul, di kabupaten yang terletak di Daerah Istimewa Yogyakarta ini ternyata memiliki produk UMKM yang cukup bersaing. Tidak hanya kaya akan objek wisatanya saja, tapi Bantul juga memiliki potensi produk kuliner dari UMKM yang siap bersaing dalam kancah MEA.

Produk kuliner Bantul yang siap bersaing di ranah MEA diantaranya adalah Emping dan makanan olahan yang berasal dari ubi ungu.

Emping sendiri merupakan salah satu produk unggulan dari sentra emping melinjo di daerah Banguntapan, Bantul. Sementara itu, ubi ungu banyak sekali yang diolah menjadi produk olahan inovatif seperti kue kering, hingga bakpia yang merupakan makanan khas Jogja.

Namun, menurut yang disampaikan oleh Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Bantul, Sulistyanto, beberapa produk makanannya kecuali bakpia masih ada yang belum memiliki sertifikasi Halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Ini yang sebenarnya menjadi kelemahannya, meskipun pada kenyataannya dalam proses produksi telah sesuai dengan syariat Islam.

Sertifikasi Halal ini sangat penting khususnya untuk produk kuliner yang akan masuk ke beberapa negara lain yang mayoritas penduduknya Islam, seperti Malaysia.

Dengan masalah yang ada tersebut, pihaknya di tahun 2016 ini akan memberikan penyuluhan kepada UMKM Bantul tentang pengelolaan produk kuliner dan tentunya dari segi sertifikasi Halal. Sehingga nantinya produk kuliner dari UMKM di Bantul lebih kuat dalam bersaing di kancah MEA.

Menurutnya agar produk UMKM bisa bersaing di MEA adalah dengan melakukan pembinaan peningkatan kualitas produk baik itu kuliner maupun lainnya. Dan yang terpenting adalah bagaimana agar produk UMKM Bantul tersebut bisa dijual ke luar (ekspor).

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *