Endank Soekamti, Berkarya Lewat Jalur Mandiri

Endank Soekamti - Perform
image via soekamti.com

Kabarnya sih industri musik di Indonesia lagi suram, karena banyak pembajakan baik secara konvensional maupun digital. Tapi anggapan itu nampaknya tak seperti apa yang sedang dilakukan oleh grup band asal Jogja ini, Endank Soekamti.

Kurang begitu mengenal Endank Soekamti? Wajar, karena mayoritas penikmat musiknya adalah anak muda.

Tapi, seiring berjalannya waktu dan lagu-lagu yang diciptakan, Endank Soekamti mulai digemari oleh berbagai lapisan masyarakat tanpa pandang umur.

Endank Soekamti mungkin tidak seperti band-band lainnya yang kerap nongol di layar televisi. Tapi, meski sangat jarang nongol di layar tv, Endank Soekamti masih saja memiliki berdiri dengan karyanya yang dikemas secara mandiri.

Mengapa saya katakan mandiri?

Karena tepat di tahun 2011, Endank Soekamti memutuskan untuk tidak lagi menjalin kerjasama dengan label yang menaunginya. Mereka memutuskan untuk mandiri dalam berkarya mandiri dalam bekerja, yakni dengan mendirikan record label dan production house sendiri yang diberi nama Euforia Records dan Euforia Audio Visual.

Jelas, ini keputusan yang sangat berani dan harus diapresiasi. Jarang-jarang ada group band yang berani berkarya tanpa label ternama.

Tapi, Endank Soekamti membuktikannya bahwa industri musik khususnya grup band, masih bisa berkarya dan mendapatkan penghargaan “royalti” secara mandiri.

Grup band yang digawangi oleh Erix, Dori dan Ari ini lantas menggunakan media yang ada sebagai media optimalisasi karyanya. Media online tak ketinggalan, seperti YouTube, Facebook, Twitter, Instagram dan Website sendiri.

Hingga pada akhirnya, ketika Endank Soekamti memproduksi album ke-5 yang bertajuk “Angka 8“, mereka melakukan terobosan baru yakni dengan membuat webseries dengan memanfaatkan media online YouTube. Di mana dalam pembuatan album Angka 8 tersebut, Endank Soekamti dikarantina selama satu bulan penuh, dan setiap pekerjaan yang dilakukan per harinya didokumentasikan dan langsung di upload di YouTube.

Angka 8 - Endank Soekamti

Dengan seperti ini, maka Kamtis Family (fans Endank Soekamti) akan mengetahui bagaimana karya-karya Endank Soekamti dibuat.

Dan benar saja, webseries yang telah dilakukannya ini berdampak pada penjualan album.

Setelah rampung menggarap album Angka 8, maka proses penjualan pun dilakukan dengan cara yang unik dan tidak seperti penjualan album band-band lainnya. Kali ini Endank Soekamti bersama Euforia Records mengemas album “Angka 8” ini dengan model Boxset. Dimana di dalam Boxset tidak hanya ada CD audio saja, tetapi beberapa karya dan merchandise, seperti DVD film dokumenter, novel biografi, t-shirt, sertifikat kepemilikian, dan kalung army dengan nomor seri pembeli.

Di luar dugaan, boxset yang hanya diproduksi dalam 5000 boxset ini langsung sold out dalam waktu 5 hari saja melalui pemasaran online.

Selain dalam bentuk Boxset, di album ini juga dijual dalam paket bundle novel biografi + CD audio. Dan bagi yang ingin mendapatkan lagu-lagu Endank Soekamti di Album Angka 8 ini, bisa mendownloadnya secara gratis di website Soekamti.com dengan sistem pay with tweet or facebook post.

Setelah sukses dengan Album Angka 8, selanjutnya Endank Soekamti juga menggemparkan dunia musik nasional dengan membuat album Kolaborasoe (Kolaborasi bersama Endank Soekamti). Di mana dalam album ini, Endank Soekamti berkolaborasi dengan musisi dan band lain.

Lagi-lagi, dalam proses penjualan album ini juga menggunakan sistem pre order Boxset dan paket bundle.

Nah, di tahun ini Endank Soekamti juga baru saja merilis album teranyar yang bertajuk “Soekamti Day”. Total ada 17 lagu yang digarap dengan dalam waktu satu bulan di Gili Sundak, Lombok. Dalam proses pembuatan album ini, Endank Soekamti juga membuat webseries seperti yang dilakukan di Album Angka 8.

Soekamti Day

Endank Soekamti telah membuktikan bahwa musisi/band tetap bisa berkarya dan ‘hidup’ dengan memanfaatkan segalanya. Kreatifitas adalah yang utamanya. Dengan memanfaatkan teknologi yang ada, buktinya Endank Soekamti masih ada hingga saat ini.

Dan, banyak yang bisa digarap selain hanya menciptakan lagu saja. Di tahun 2014, Endank Soekamti telah memiliki divisi usaha baru, yakni Euforia Pustaka. Divisi usaha Euforia Records dan Euforia Audio Visual nya pun juga sudah pernah digunakan untuk grup band papan atas, seperti Slank, Nidji, The Rain, Denada, dll.

Inti dari cerita di atas adalah bahwa dalam membangun usaha perlu kerja keras, kreatifitas, dan mau memanfaatkan teknologi yang ada untuk bisa digunakan dalam berkarya secara mandiri.

Endank Soekamti telah membuktikan bahwa dengan teknologi mereka bisa terus menghasilkan dan mengoptimalkan karya.

So, industri musik di Indonesia masih sangat terbuka lebar untuk siapa pun. Yang ada hanyalah mau atau tidak mengoptimalkan sumber daya yang ada tanpa harus bertumpu pada mekanisme yang sudah biasa.

referensi : soekamti.com

Originally posted 2020-01-08 09:47:06.

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *