Pengertian Waralaba (Franchise) Menurut Para Ahli

Pengertian Waralaba
Image via 108jakarta.com

Salah satu model bisnis yang banyak diminati pengusaha adalah bisnis waralaba atau franchise. Karena hanya dengan modal (uang) yang cukup, Anda sudah bisa memiliki bisnis atau usaha yang sudah berjalan dan memiliki sistem yang kuat. Sehingga Anda tidak perlu memulai bisnis dari awal lagi.

Sebagai pelaku usaha, wajib Anda mengetahui apa itu pengertian waralaba, kelebihan dan kekurangannya, serta apa saja tantangan yang dihadapinya. Melalui artikel ini, kami ingin memberikan informasi tentang pengertian franchise atau waralaba kepada Anda agar lebih jelas dan paham sebelum mengambil bisnis ini.

Apa Itu Waralaba?

Waralaba telah menjadi model bisnis yang populer di berbagai sektor industri. Banyak orang terlibat dalam bisnis waralaba sebagai pemilik usaha atau calon pengusaha yang ingin mengembangkan bisnis mereka. Namun, sebelum kita membahas lebih lanjut tentang waralaba, mari kita mulai dengan pemahaman dasar tentang apa itu waralaba.

Waralaba adalah kontrak antara pemilik merek atau pemegang lisensi dengan pihak lain yang disebut penerima waralaba atau franchisee. Dalam kesepakatan ini, penerima waralaba diberi hak dan lisensi untuk menjual produk atau layanan yang telah dikelompokkan dengan merek dan sistem bisnis yang telah mapan. Penerima waralaba ini dapat mengoperasikan bisnis mereka sendiri dengan bantuan dan dukungan dari pemilik merek.

Sampai sini sudah paham ya…

Model bisnis waralaba biasanya melibatkan pemberian hak kepada penerima waralaba untuk menjual produk atau layanan tertentu dengan menggunakan merek, sistem operasional, dan dukungan yang telah ditentukan oleh pemilik merek atau pemegang lisensi. Dalam pertukaran hak ini, penerima waralaba biasanya membayar biaya awal dan royalti bulanan atau persentase penjualan kepada pemilik merek.

Untuk lebih jelasnya, mari kita lebih pengertian waralaba menurut para ahli.

Baca juga : Diskon adalah: Pengertian, Tujuan dan Jenis-Jenis Diskon

Pengertian Waralaba Menurut Para Ahli

1. Menurut Dr. Philip Kotler

Dr. Philip Kotler, seorang pakar pemasaran terkemuka, memberikan definisi waralaba sebagai berikut:

“Waralaba adalah metode distribusi dan pemasaran yang efisien di mana pemilik bisnis (franchisor) memberikan hak penggunaan merek dagang atau nama dagang, sistem operasional, dan dukungan bisnis yang terorganisir kepada penerima waralaba (franchisee) dalam pertukaran biaya awal dan royalti bulanan.”

Menurut Dr. Kotler, waralaba adalah cara yang efisien untuk mengembangkan bisnis dengan memanfaatkan merek dan sistem operasional yang sudah teruji.

2. Menurut Michael J. Roberts

Michael J. Roberts, seorang ahli waralaba terkenal, memberikan definisi yang lebih rinci tentang waralaba. Menurutnya:

“Waralaba adalah perjanjian di mana pemilik bisnis memberikan kepada penerima waralaba hak eksklusif untuk menjual atau mendistribusikan produk atau layanan di bawah sistem bisnis tertentu, menggunakan merek dan sistem operasional yang telah ditentukan, dalam jangka waktu tertentu dan dalam batasan wilayah tertentu.”

Roberts menekankan bahwa waralaba melibatkan hak eksklusif dan batasan wilayah tertentu dalam menjual produk atau layanan yang telah ditentukan oleh pemilik merek.

3. Menurut Dr. Marko Grünhagen

Dr. Marko Grünhagen, seorang profesor bisnis internasional, memberikan pandangannya tentang waralaba sebagai berikut:

“Waralaba adalah kemitraan antara pemilik merek dan penerima waralaba yang melibatkan pemberian hak kepada penerima waralaba untuk menjual produk atau layanan dengan merek tertentu, di bawah sistem bisnis yang telah ditentukan dan dibimbing oleh pemilik merek.”

Dr. Grünhagen menekankan pentingnya hubungan kemitraan antara pemilik merek dan penerima waralaba dalam menjalankan bisnis waralaba.

4. Menurut Prof. Dr. Djoko Suhardjanto

Prof. Dr. Djoko Suhardjanto, merupakan seorang ahli hukum bisnis dari Indonesia, memberikan pengertian waralaba sebagai berikut:

“Waralaba adalah bentuk kerjasama bisnis di antara pihak yang satu sebagai pemilik usaha dan pihak lainnya sebagai penerima waralaba, di mana pemilik usaha memberikan hak kepada penerima waralaba untuk menggunakan merek dagang, nama dagang, atau sistem usaha tertentu yang telah diakui, dengan pertimbangan penerimaan royalti atau imbalan dalam bentuk lain.”

Menurut beliau, waralaba melibatkan kerjasama di antara pemilik usaha dan penerima waralaba dengan menggunakan merek dagang, nama dagang, atau sistem usaha yang telah terbukti sukses.

5. Menurut Dr. Ir. Kresno S. Sulistyo

Beliau adalah ahli ekonomi dari Indonesia, memberikan definisi waralaba sebagai berikut:

“Waralaba adalah perjanjian di mana pemilik merek atau pemegang lisensi memberikan hak kepada pihak lain untuk menjalankan usaha dengan menggunakan merek, sistem operasional, dan pengetahuan yang telah dikembangkan oleh pemilik merek tersebut, dengan imbalan royalti atau biaya lainnya.”

Beliau menjelaskan bahwa waralaba melibatkan perjanjian di mana pemilik merek memberikan hak kepada pihak lain untuk menjalankan usaha dengan menggunakan merek, sistem operasional, dan pengetahuan yang telah dikembangkan oleh pemilik merek tersebut.

6. Menurut Dr. Rhenald Kasali

Anda mungkin sudah tahu orang ini, karena cukup sering di TV maupun YouTube. Dr. Rhenald Kasali, seorang pakar manajemen dan bisnis dari Indonesia, memberikan pengertian waralaba sebagai berikut:

“Waralaba adalah sistem bisnis yang melibatkan kerjasama antara pemilik merek dengan pihak lain yang memiliki minat dan kemampuan untuk menjalankan bisnis dengan menggunakan merek tersebut. Dalam kerjasama ini, pemilik merek memberikan lisensi kepada penerima waralaba untuk menjual produk atau jasa dengan menggunakan merek, sistem operasional, dan dukungan dari pemilik merek.”

Menurutnya, waralaba adalah sistem bisnis yang melibatkan kerjasama antara pemilik merek dengan penerima waralaba dalam menjalankan bisnis dengan menggunakan merek, sistem operasional, dan dukungan dari pemilik merek.

Lalu pengertian waralaba yang lain muncul dari Asosiasi Franchise Indonesia. Menurutnya, Waralaba adalah suatu sistem pendistribusian barang/jasa kepada pelanggan akhir dengan pengwaralaba (franchisor) yang memberikan hak kepada individu atau perusahaan untuk melaksanakan bisnis dengan merek, nama, sistem, prosedur dan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu meliputi area tertentu.

Di Indonesia sendiri, sistem waralaba ini mulai dikenal masyarakat sejak tahun 1950-an. Yang mana dulu muncul beberapa dealer kendaraan bermotor yang dibangun dari sistem waralaba dengan membeli lisensi.

Keuntungan dan Risiko Bisnis Waralaba

Setelah memahami pengertian waralaba menurut para ahli, penting untuk mengevaluasi keuntungan dan risiko yang terkait dengan bisnis waralaba. Agar Anda bisa punya pemahaman yang luas dan tidak gegabah dalam memilih bisnis waralaba yang ingin dijalankan.

Keuntungan Waralaba

  1. Merek sudah dikenal: Dengan waralaba, penerima waralaba dapat memanfaatkan merek yang sudah dikenal dan teruji di pasaran. Keuntungannya tentu dapat meningkatkan daya tarik dan kepercayaan konsumen dengan lebih mudah dan cepat.
  2. Dukungan dan Pelatihan: Pemilik merek biasanya menyediakan dukungan dan pelatihan kepada penerima waralaba, memungkinkan mereka untuk memulai dan menjalankan bisnis dengan bantuan yang memadai.
  3. Sistem Bisnis yang Teruji: Waralaba menyediakan penerima waralaba dengan sistem bisnis yang telah teruji dan terbukti berhasil, termasuk prosedur operasional, panduan, dan metode yang efisien.
  4. Keuntungan Ekonomi: Dalam beberapa kasus, bisnis waralaba dapat memberikan keuntungan ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan dengan memulai bisnis sendiri, karena penerima waralaba dapat memanfaatkan skala ekonomi yang telah dicapai oleh pemilik merek.

Risiko Waralaba

  1. Ketergantungan pada Pemilik Merek: Penerima waralaba tergantung pada pemilik merek untuk dukungan, persediaan produk, dan inovasi. Jika pemilik merek menghadapi masalah atau mengubah strategi bisnis, penerima waralaba dapat terpengaruh secara negatif. Tentu ingin akan menyulitkan Anda jika ingin bisnis bisa berdiri secara mandiri.
  2. Biaya Awal dan Royalti: Penerima waralaba harus membayar biaya awal dan royalti bulanan atau persentase penjualan kepada pemilik merek. Biaya ini bisa menjadi beban keuangan yang signifikan tergantung pada kondisi bisnis dan tingkat pendapatan. Beberapa franchise ada yang memiliki nilai royalti hingga ratusan juta.
  3. Keterbatasan Kreativitas: Dalam bisnis waralaba, penerima waralaba harus mengikuti panduan dan sistem (SOP) yang telah ditetapkan oleh pemilik merek. Ini dapat mengurangi kreativitas dan fleksibilitas dalam menjalankan bisnis.

Baca juga: Inilah Risiko Bisnis Waralaba Makanan Yang Pasti Anda Alami

Contoh Kasus Model Bisnis Waralaba

“Pak Mahmud memiliki perusahaan yang bergerak di bidang kuliner lebih tepatnya rumah makan bernama ‘Sate Pak Mahmud’. Usaha sate Pak Mahmud ini sangat terkenal sehingga ia ingin mengembangkannya dengan model waralaba. Pak Mahmud menjual paket waralaba yang isinya merek dagang, produk(bahan-bahan), hingga prosedur manajemen. Paket bisnis ini dijual dengan nilai Rp 50.000.000.

Lalu hadir Pak Joe yang ingin membeli waralaba sate Pak Mahmud. Akhirnya Pak Joe memiliki usaha sate dari waralaba sate Pak Mahmud. Nama restorannya tetap ‘Sate Pak Mahmud’, rasanya dan bahan-bahannya disuplai dari Pak Mahmud, SOP nya juga sudah dari Pak Mahmud.

Pak Joe hanya mengelola keuangan saja, dan nanti keuntungan tiap bulan yang didapatkan akan dibagi dengan Pak Mahmud sesuai persentase yang ditentukan di awal.”

Contoh singkat di atas adalah model bisnis waralaba. Di mana Pak Mahmud sebagai pemilik merk dan produk, menjualnya ke para mitra-mitra yang ingin bergabung dengannya.

Baca juga : Ingin Memulai Bisnis Franchise atau Waralaba? Ini Tips Untuk Anda

Jadi jika kita ambil kesimpulannya, Waralaba melibatkan kontrak antara pemilik merek atau pemegang lisensi dengan penerima waralaba, di mana penerima waralaba diberi hak dan lisensi untuk menjual produk atau layanan yang telah dikelompokkan dengan merek dan sistem bisnis yang telah mapan. Para ahli menggarisbawahi pentingnya merek, dukungan, dan sistem bisnis yang teruji dalam bisnis waralaba.

Meskipun waralaba menawarkan keuntungan seperti merek yang terkenal, dukungan, dan sistem bisnis yang teruji, ada risiko yang terkait dengan ketergantungan pada pemilik merek, biaya awal dan royalti, serta keterbatasan kreativitas. Penting bagi calon pengusaha untuk mempertimbangkan dengan hati-hati sebelum terlibat dalam bisnis waralaba dan melakukan penelitian yang cermat sebelum membuat keputusan.

Dalam menjalankan bisnis waralaba, kemitraan dan komunikasi yang kuat antara pemilik merek dan penerima waralaba sangat penting. Hanya dengan kolaborasi yang baik dan dukungan yang tepat, waralaba dapat menjadi model bisnis yang sukses bagi kedua belah pihak.

Baca juga : Pengertian Sistem Penjualan Konsinyasi dan Untung Ruginya

Referensi:

  • Kotler, P., & Armstrong, G. (2016). Prinsip-prinsip Pemasaran. Erlangga.
  • Roberts, M. J. (2013). Franchising: The Ultimate Guide to Growing Your Business Using Other People’s Money. Notion Press.
  • Grünhagen, M., & Mittelstaedt, R. A. (2012). International Franchising: A Practitioner’s Guide. Springer Science & Business Media.
  • Prof. Dr. Djoko Suhardjanto. Buku: “Waralaba dalam Hukum Perusahaan Indonesia” (Djoko Suhardjanto, 2010)
  • Artikel: “Pengertian dan Asas Waralaba dalam Perspektif Hukum Bisnis” (Djoko Suhardjanto, Jurnal Hukum Bisnis, Vol. 3, No. 2, 2012)
  • Dr. Ir. Kresno S. Sulistyo. Buku: “Bisnis Waralaba: Pengantar & Aplikasinya di Indonesia” (Kresno S. Sulistyo, 2007)
  • Artikel: “Model Pengembangan Usaha Waralaba di Indonesia” (Kresno S. Sulistyo, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 32, No. 4, 2017)
  • Dr. Rhenald Kasali. Buku: “Manajemen Perubahan” (Rhenald Kasali, 2011)
  • Artikel: “Waralaba: Model Bisnis yang Terbukti Sukses” (Rhenald Kasali, Kompas, 20 Agustus 2019)

Originally posted 2019-11-20 11:57:24.

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *